One-meal Pasta

[#15MinutesWritingChallenge] Semua Tak Sama

 

Semua tak sama, tak pernah sama

SEMUA TAK SAMA

Storyline © Len K. Standard disclaimer applied. No profit taken from this fiction

 

Starring : Kim Junmyeon – Suho EXO | Genre : Romance, Hurt | Rate : M

WARNING!!!

AU, possibly OOC, typo(s), mature content but no lemon, just some explicit scene

 

 

.Satu.

 

Junmyeon keluar dari kantornya sambil menghela nafas panjang. Belakangan ini ia selalu keluar kantor dengan rintik hujan yang setia menyambutnya. Seakan mengejeknya pula. Memang, Seattle-lah yang dijuluki ‘kota hujan’. Tapi percayalah, di sini, di New Orleans hujan turun lebih sering dengan curah yang besar.

Dan Junmyeon benci akan fakta itu. Seakan-akan alam ikut berkonspirasi dalam dukanya. Junmyeon kembali merapatkan trench coat-nya dan mengeluarkan paying hitamnya. Ya, hitam lambang duka. Kemudian dengan langkah gontai, Junmyeon menerobos hujan yang membawa aroma khas itu. Juga kepingan kenangan masa lalu.

 

.Dua.

 

Sudah jadi kebiasaan Junmyeon untuk bangun siang ketika liburnya tiba. Jika dulu Junmyeon merasa bersemangat ketika hari libur, kini sebaliknya. Bisa dibilang, belakangan ini semangat Junmyeon menguap entah kemana.

Masih dengan rambut acak-acakan, celana pendek dan kaus singlet yang dipakainya untuk tidur semalam, Junmyeon berjalan menuju dapur. Setangkup roti panggan selai coklat mungkin bisa mengganjak perutnya yang hanya diganjar bir semalam.

Untuk minumannya, Junmyeon selalu menyukai latte. Tapi sudah hampir dua minggu ini secangkir Americano selalu menemani hari-harinya.

 

.Tiga.

 

Pergi ke kelab malam sebenarnya bukanlah gaya Junmyeon sama sekali. Kenapa sekarang ia bisa rutin mengunjunginya adalah karena Park Chanyeol, sahabatnya, yang miris melihat keadaan Junmyeon. Junmyeon suka bingung kenapa sahabatnya yang sepuluh senti lebih tinggi darinya itu selalu mengkhawatirkannya. Padahal dia baik-baik saja.

Tapi di dalam kelabpun, Junmyeon tidak banyak tingkah seperti Chanyeol yang selalu turun ke lantai dansa dan menggoda setiap gadis yang bisa ia dapatkan. Junmyeon lebih suka menenggelamkan diri dalam bersloki-sloki berbagai minuman keras di bar sembari menyesap batang penuh racun nikotin.

“Hei, Jun.” Suara serak yang seksi itu menyapa pendengaran Junmyeon.

Dalam sekali lirik, Junmyeon bisa melihat itu adalah Naomi, salah satu penghuni tetap kelab malam yang gencar sekali mendekatinya.

“Kapan kau akan one night stand denganku?” tanyanya tanpa basa-basi yang dibalas acuh tak acuh oleh Junmyeon. “Kau kan, sudah pernah tidur dengan Natalie. Apa kau tidak ingin tidur denganku?”

Junmyeon menghembuskan asap rokoknya. “Waktu itu aku mabuk.”

“Kalau begitu kau hanya perlu mabuk sekali lagi, kan?” Naomi makin menempelkan tubuhnya pada Junmyeon hingga tangan Junmyeon terapit pada dada Naomi. Junmyeon masih bergeming. “Tapi aku tidak ingin kau menyebut nama wanita lain seperti saat kau tidur bersama Natalie,” rengek Naomi.

Ingatan Junmyeon otomatis mundur ke belakang.

Saat itu ia sangat frustasi dan mabuk berat. Hingga ketika seorang wanita yang dikenalkan Chanyeol mendaratkan bibirnya terlebih dahulu pada bibir Junmyeon. Junmyeon yang hampir kehilangan akal sehatnya balas memagut dengan panas. Kemudian yang Junmyeon ingat, mereka hampir bercinta di taksi kalau saja sang supir tidak mengingatkan bahwa mereka sudah tiba di hotel.

Dan yah, seperti yang bisa ditebak. Mereka menghabiskan malam yang panas di salah satu kamar hotel mewah itu. Junmyeon juga bisa mengingat bahwa saat itu meski ia bercinta dengan Natalie, tapi nama Minrin-lah yang terus ia serukan. Junmyeon tahu menyebut nama wanita lain saat kau sedang bercinta itu tidak benar dan tidak bisa dimaafkan.

Jadi paginya setelah kesadaran Junmyeon sudah terkumpul, Junmyeon langsung meninggalkan pesan pada Natalie dan kembali pulang.

Junmyeon pikir dengan begitu rasa kehilangan yang ia alami akan pergi. Iya, memang. Rasa kehilangan itu memang pergi. Tapi hanya untuk semalam saja. Karena setelahnya rasa kehilangan itu kembali lagi.

“Sudahlah, Naomi.” Junmyeon melepaskan tangannya dari dekapan Naomi.

“Kenapa kau masih saja memikirkan wanita yang sudah mencampakkanmu itu?!” berang Naomi.

“Kau tidak punya hak untuk bertanya,” tukas Junmyeon sebelum pergi keluar kelab.

 

.Empat.

 

Bahkan angin malam di balkon apartemennya tidak bisa menenangkan Junmyeon. Pria itu terus saja memandangi ponselnya sementara pikirannya melayang ke betapa berantakannya ia belakangan ini. Ia berusaha menjalani hidup dengan rasa getir dan perih yang seakan sudah melekat pada dirinya. Semuanya tak lagi sama setelah Minrin pergi dari hidupnya. Tidak ada yang sehangat pelukan gadis itu, tidak ada yang selembut belaian gadis itu. Karena tidak ada yang bisa menjadi seperti Minrin bagi Junmyeon. Semuanya tidak akan pernah sama lagi.

 

FIN

 

A/N        :

Dibuat untuk memenuhi challenge15 Minutes Writing Challenge’ dari Kak WWW. Dan sayangnya, ane gagal XD Fiksi ini justru jadi dalam 20 menit karena ane keasyikan menghayati lagunya Padi – Semua Tak Sama yang jadi pengiring juga inspirasi fiksi ini.

Nggak tau kenapa kok belakangan ini lagunya Padi yang satu itu jadi earworm setia ._____. Kayak … lagu ini tuh bisa bikin lu baper meski lu belum pernah menyentuh atau mengecup gebetan lu /GA/ Entah, there’s just so much feeling about this song T_____T

Dan sumpah, ane tuh pengen bikin fiksi yang bisa se-nyesssss lagunya Padi – Semua Tak Sama. Tapi kok ane merasa … gagal ya? T___T XD XD XD

Oke, oke, challenge dari Kak WWW ini amat cukup buat brainstorming dan biar ane lebih produktif lagi nulisnya. Sankyu!

 

Ps : abaikan ketidaksinkron-an antara gambar dan isi

7 thoughts on “[#15MinutesWritingChallenge] Semua Tak Sama”

Speak up now!